Jumat, 13 Agustus 2021
PROOFREADING
SEBELUM MENERBITKAN BUKU
Resume ke :15
Gelombang : 19
Tema : Proofreading
Sebelum Menerbitkan Buku
Narasumber : Susanto,
S.Pd
Moderator : Maesaroh,
M.Pd
Penulis :
Cahyati, S.Pd
“semangat,
singsingkan lengan bajunya, gerakan jemarinya serta tuangkan ide-ide
menariknya. Menulislah untuk me-merdeka kan pikiran, se-merdeka nya 17 Agustus
sebagai hari kemerdekaan”. Dua kalimat
pembuka yang ditulis ibu Mei mempunyai kekuatan yang luar biasa dalam memantik
semangat kelas menulis malam ini. Ibu Mei seorang blogger Millenial bersama
seorang Narasumber hebat bernama
Susanto, S.Pd atau akrab disapa dengan sebutan Pak D Susanto. Beliau seorang
Guru Kelas SDN Mardiharjo, Kab. Musi Rawas, Prov. Sumatera Selatan, yang
dilahirkan Gombong Kebumen, 29 Juni 1971. Seorang sarjana S1 PGSD ini sangat
mahir dalam editing sehingga kemahiran itu mengantarkan beliau menjadi seorang
editor pada komunitas pelatihan menulis asuhan Om Jay.
Malam
ini Bapak Susanto akan bersama sama sharing bagaimana melakukan proofreading sebelum
menerbitkan tulisan. Pak D Susanto akan
memandu kita bagaimana tulisan bisa terpublikasi dengan baik tanpa ada
kesalahan dalam menulis atau dikenal dengan istilah "Typo", kesalahan
ejaan atau pun tanda baca.
Agar
makna tulisan mudah dimengerti pembaca
dan tidak menimbulkan kekeliruan makna.
Maka sebelum mempublikasikan tulisan, ada hal yang harus di perhatikan
yaitu melakukan Proofreading Sebelum
Menerbitkan Tulisan. Proofreading adalah aktivitas memeriksa kesalahan dalam
teks dengan cermat sebelum dipublikasikan atau dibagikan. Jadi kegiatan
ini sesungguhnya adalah kegiatan akhir
setelah tulisan diselesaikan. Dalam hal ini sangat sesuai dengan nasihat para
pakar menulis, yakni: "Tulis saja, jangan pedulikan teknis. Salah nggak
papa mumpung ide masih mengalir. Jika sudah selesai, barulah kita lakukan
editing." Yang sering terjadi Ketika "sedang" menulis, muncul
keinginan agar tulisan ini harus sempurna. Sehingga, muncul kehawatiran: nanti
tulisan jelek, tdak layak baca, banyak kesalahan ejaan, kalimatnya tidak pas,
dan sebagainya. Akhirnya terjebak untuk segera memperbaiki agar tulisan menjadi
lebih baik, namun yang terjadi sebaliknya
tulisan "nggak jadi-jadi".
Yang harus diperhatikan swasunting, yaitu :
1.
Swasunting dilakukan setelah selesai
menulis,
2.
Jangan menyunting sambil menulis,
3.
Fokus penyuntingan pada kesalahan
penulisan, ejaan, kata baku, aturan penulisan, dan logika cerita.
4. Berpegangan
pada KBBI dan PUEBI.
Proofreading
atau kadang disebut dengan uji-baca adalah membaca ulang sebuah tulisan,
tujuannya adalah untuk memeriksa apakah terdapat kesalahan dalam teks tersebut.
Dalam proofreading, memeriksa apakah terdapat kesalahan dalam teks yang
dimaksud adalah memeriksa kesalahan penggunaan tanda baca, ejaan, konsistensi
dalam penggunaan nama atau istilah, hingga pemenggalan kata.
Perbedaan
proofreading dengan mengedit
EDITING
1. Editing
lebih fokus pada aspek kebahasaan,
2. Pengeditan
merupakan proses yang melibatkan perubahan besar pada konten, struktur, dan
Bahasa.
PROOFREADING
1. Proofreading
hanya berfokus pada kesalahan kecil dan inkonsistensi.
2. Tugas
seorang proofreader membetulkan ejaan atau tanda baca
3. Memastikan
bahwa tulisan yang sedang ia uji-baca bisa diterima logika dan dipahami
pembacanya. membuat teks mudah dipahami pembaca dan tidak kehilangan substansi
awalnya.
4. Proofreading
aspek kebahasaan, juga harus memperhatikan isi atau substansi dari sebuah
tulisan.
5. Proofreading
tidak sekadar menyoroti kesalahan tanda baca atau ejaan, tetapi juga logika
dari sebuah tulisan, apakah sudah masuk di akal atau belum.
Dapat
mengenali apakah sebuah kalimat efektif, strukturnya sudah tepat atau belum,
hingga memastikan agar substansi tulisan dapat dipahami dengan mudah oleh
pembaca.
Jika
menguasai bahasa asing, saat mendapatkan tugas untuk menguji-baca sebuah teks
terjemahan. Output yang dihasilkannya adalah sebuah teks yang mudah dipahami
meski bagi orang yang tidak mengetahui bahasa asal teks terjemahan tersebut.
Yang
sering dijumpai ketika menjadi
proofreader dan mengedit naskah yaitu :
1. Ada
tulisan yang sudah bagus, uraian sesuai tema, struktur bahasanya bagus, kalimat
yang digunakan tidak terlalu panjang, tetapi terjadi kesalahan dalam meletakkan
tanda koma atau tanda baca lainnya.
2. Ada
juga tulisan yang masih "kacau" dari segi struktur, misalnya karena
kalimatnya berupa kalimat majemuk yang
terdiri dari banyak sekali kalimat tunggal, maka proofreader harus bisa memanngkasnya
dan menjadikannya kalimat yang mudah dipahami. Tentu substansi dan maksud
penulis tidak berubah.
3. Sebagai
penulis kita juga bertindak sebagai proofreader, sebelum tulisan dipublikasikan
di blog atau naskah buku dikirimkan ke penerbit
4. Jika
kita diminta menjadi proofreader tulisan orang lain, proofreader bersifat
netral. Seorang proofreader akan menilai karya secara objektif. Lalu bagaimana
langkah yang diambil? Kita bertindak sebagai seorang “pembaca” dan menilai
apakah karya penulis sudah bisa dimengerti atau justru berbelit-belit.
Harapannya, setelah melewati tahapan proofreading, karya sang penulis bisa
lebih mudah dipahami pembaca.
Bagaimana
melakukanProofreading?
1. Cek
ejaan. Ejaan ini merujuk ke KBBI, tetapi ada beberapa kata yang mencerminkan
gaya penerbit
2. Pemenggalan
kata-kata yang merujuk ke KBBI
3. Konsistensi
nama dan ketentuan
4. Perhatikan
judul bab dan penomorannya
5. Penulis
yang melakukan proofreading sesungguhnya sedang bertindak sebagai seorang
“pembaca” dan menilai apakah karya tulisnya sudah bisa dimengerti dengan mudah.
Yang
harus diperhatikan seorang blogger:
1. Menghindari
kesalahan kecil yang tidak perlu misalnya typo atau kesalahan penulisan kata
dan penyingkatan kata.
2. Meskipun
blog itu milik pribadi dan bebas, pembaca Anda juga harus diperhatikan. Tidak
ada kesalahan penulisan (typo) akan membuat pembaca nyaman.
3. Kesalahan
kecil lainnya misalnya, memberi spasi (jarak) kata dan tanda koma, tanda titik,
tanda seru, atau tanda tanya. Tanda-tanda baca tersebut tidak boleh diketik
terpisah dari kata yang mengikutinya
Cara
mudah untuk memeriksa tulisan:
1. Baik
di Ms Word maupun di blog biasanya melakukan pencarian dengan menekan tombol
CTRL bersamaan dengan tombol huruf F (CTRL+F).
2. Lalu,
ketikkan misalnya tanda "," (tanda koma)
3. Makan
muncul highlight teks dengan warna kuning.
4. Setelah
itu kita periksa apakah ada kesalahan atau ada spasi antara kata dengan tanda
koma.
5. Hal
yang sama lakukan pada tanda baca lainnya.
6. Jika
hal ini kita lakukan maka pos blog menjadi bersih dari kesalahan pengetikan
7. Kesalahan
kecil lainnya yang biasa dilakukan adalah penulisan sebagai awalan dan di sebagai kata depan.
8. Saya
pribadi selalu “terganggu” jika "kesalahan kecil" ini ada dalam
tulisan. perlu sedikit keterampilan untuk membedakan keduanya.
9. Sebelum
dipublikasikan, kita lihat di pratinjau (preview) lalu jika ada kesalahan, pada
draf kita tekan tombol CTRL+F lalu
melakukan proses perbaikan tulisan seperti pada video
Contoh
sederhana proofreading:
Teks
asli
Membuat
cerita fiksi memang sedikit berbeda dengan cerita non fiksi. Tetapi cerita non
fiksi dapat disampaikan dengan gaya cerita fiksi agar lebih menarik. Tentu
sepanjang tidak bertentangan dengan aturan penulisan karya non fiksi yang telah
ditentukan, seperti makalah ilmiah, laporan penelitian, dan sejenisnya.
Teks
Perbaikan
Membuat
cerita fiksi memang sedikit berbeda dengan cerita nonfiksi. Tetapi, cerita
nonfiksi dapat disampaikan dengan gaya cerita fiksi agar lebih menarik. Tentu
sepanjang tidak bertentangan dengan aturan penulisan karya nonfiksi yang telah
ditentukan, seperti makalah ilmiah, laporan penelitian, dan sejenisnya.
Dalam
KBBI non (adv) tidak; bukan: nonaktif; nonberas
Tanda
koma dipakai sebelum kata penghubung, seperti tetapi, melainkan, dan sedangkan,
dalam kalimat majemuk (setara). Misalnya: Saya ingin membeli kamera, tetapi
uang saya belum cukup. Ini bukan milik saya, melainkan milik ayah saya
Melakukan
proofreading menggunakan Alat Bantu, yaitu 1. puebi daring; 2. kbbi daring :
Cara
edit yang efektif agar tulisan kita sudah standar EYD dan aturan penulisan
1. Mengedit
jangan segera begitu selesai. Endapkan dulu, beberapa saat.
2. Cara
edit yang efektif, pahami aturan dasar:
3. Struktur,
minimal ada S-P
4. Aturan
Huruf kapital, aturan tanda baca, aturan pemenggalan kata, dsb
Resume yang lengkap. Semoga dengan materi ini kita bisa mengedit sendiri tulisan kita sebelum diterbitkan. Semangat terus, Ibu.
BalasHapusTulisan yang mantab
BalasHapusSemoga menginspirasi pembaca
Pro... Bias belajar menulis thanks telah berkunjung
BalasHapus