Rabu, 18 Agustus 2021
Resume ke : 17
Gelombang : 19
Tema : Konsep Buku Non
Fiksi
Narasumber : Musiin, M.Pd.
Moderator : Mr.
Bams
“ Semangat Agustus terus membara, walau masih didera pandemi. Pandemi tak menyurutkan kita untuk terus belajar dan belajar” Penuturan antusias om Bams yang mampu menguatkan semangat untuk terus belajar”. Dikuatkan lagi dengan ajakan berdo’a untuk mengawali kuliah belajar menulis malam ini. Memberikan senyuman terbaik untuk seisi rumah, agar semangat tetap menggelora dalam diri serta orang-orang terkasih di sekeliling kita. Agar semakin rilek, tidak ketinggalan, secangkir minuman hangat dan cemilan kita siapkan juga.
Malam ini Mr Bams duet bersama narasumber hebat kita Ibu Iin untuk mengupas tentang Konsep Buku Non Fiksi. Diawal pertemuan ini Ibu Iin yang alumni kelas menulis Om Jay gelombang 8 mendapat kesempatan sekaligus tantangan menulis yang diberikan Prof. Eko. Beliau bersembilan telah berhasil menaklukakan tantangan menulis Prof Eko dan buku mereka telah berhasil dipajang di toko buku Gramedia secara online maupun offline. Buku karya Ibu Iin berjudul Literasi Digital Nusantara, Meningkatkan Daya Saing Generasi. Dengan mengalahkan ketakutan dari dirinya sendiri yang bisa merendahkan potensi untuk menulis dan meyakinkan kita mampu menjadi pemenenang dengan menerbitkan tidak hanya 1 buku namun puluhan buku. Dengan pengalaman yang telah diperoleh selama menjadi peserta kelas menulis beliau mampu memberikan semangat kepada peserta belajar menulis PGRI.
Ketakutan yang dirasakan oleh Ibu Iin ketika menulis buku meliputi
:
1. Takut tidak ada yang membaca.
2.
Takut salah dalam menyampaikan
pendapat melalui tulisan.
3. Merasa kary orang lain lebih bagus.
Ketakutan yang sering membuatnya duduk berjam-jam di depan laptop dan tidak menulis apapun bisa berakhir setelah singgah di Kelas menulis Om Jay dan bertemu dengan banyak penulis pemula dan pemateri hebat, salah satunya adalah Prof Eko. Dan cahaya untuk berkarya berasal dari dirinya sendiri. Rasa minder untuk menulis, menjadi berani untuk menulis. Kegiatan menulis menjadi sangat menyenangkan. Dicontohkan kegiatan menulis resume dikelas Om Jay jangan dijadikan sebuah mimpi buruk. Menulis bisa bersumber dari hobi, kegemaran, kesukaan, cerita, atau sesuatu yang dikuasai dan dicintai. Pengetahuan, pengalaman dan keterampilan yang dimiliki adalah bentuk buku yang ada di dalam diri kita yang belum dikeluarkan. Itulah pemantik semngat untuk kita
Sebagai calon penulis,
kita perlu mengetahui pola penulisan sebuah karya tulis. Buku non fiksi
mempunyai pola aturan yang sudah ditetapkan secara umum. Kerangka menulis karya tulis baik buku fiksi maupun non fiksi mempunyai perbedaan.
Karya ilmiah juga mempunyai struktur tersendiri, ada persamaan dan juga ada perbedaan
masing masing
Mengapa seseorang menulis
buku ? diantara terdapat berbagai alasan yang meliputi alasan untuk mewariskan
ilmu lewat buku, Ingin mempunyai buku karya sendiri yang bisa terpajang di toko
buku online maupun off line dan untuk mengembangkan
profesi sebagai seorang guru.
Terdapat berbagai pola
dalam penulisan buku non fiksi, diantara yaitu :
1. Pola
Hierarkis
Dalam pola hierarkis buku disusun
berdasarkan tahapan dari mudah ke sulit atau dari sederhana ke rumit). Contoh:
Buku Pelajaran
2. Pola
Prosedural
Dalam pola ini buku disusun
berdasarkan urutan proses. Contoh: Buku Panduan
3. Pola
Klaster
Buku
disusun secara poin per poin atau butir per butir. Pola ini diterapkan
pada buku-buku kumpulan tulisan atau kumpulan bab yang dalam hal ini antarbab
setara
Langkah-langkah dalam
proses penulisan buku, terdiri dari :
1.
Pratulis
Dalam
langkah pratulis, kita menentukan :
a. Tema.Tema diperuntukkan hanya satu buku saja. Tema dari buku nonfiksi adalah
parenting, Pendidikan, motivasi, dan
sebagainya.
b. Ide. de ini dapat ditemukan diberbagai hal, contohnya: Pengalaman pribadi, pengalaman orang lain, berita di media massa,
status, facebook, twitter, Whatsapp/Instagram, Imajinasi, mengamati lingkungan,
perenungan, membaca buku.
c. Merencanakan jenis tulisan
d. Mengumpulkan bahan tulisan.
e. Bertukar pikiran
f. Menyusun daftar
g. Meriset
h. Membuat Mind Mapping
i. Menyusun
kerangka
2.
Menulis Draf, dengan cara :
a. Menuangkan
konsep tulisan ke tulisan dengan prinsip bebas
b. Tidak mementingkan kesempurnaan, tetapi lebih pada
bagaimana
ide
dituliskan
3. Merevisi Draf. Hal-hal yang perlu dilakukan
dalam merevisi draf adalah:
a. Merevisi
sistematika/struktur tulisan dan penyajian
b. Memeriksa gambaran
besar dari naskah.
4. Menyunting
Naskah. Penyuntingan naskah harus berdasarkan KBBI dan
PUEBI.
KBBI online sangat membantu dalam penyuntingan naskah. Hal
yang perlu
disunting, yaitu:
a. Ejaan
b. Tata Bahasa
c. Diksi
d. Data dan fakta
e. Legalitas dan norma
5. Menerbitkan.
Naskah yang sudah disunting selanjutnya diajukan ke
penerbit
untuk diterbitkan.
Contoh kerangka buku yang ditulis oleh Ibu Iin dalam
bukunya Literasi Digital Nusantara, yaitu:
BAB 1 Penggunaan Internet
Di Indonesia
A. Pembagian Generasi
Pengguna Internet
B. Karakteristik Generasi
Dalam Berinternet
BAB 2 Media Sosial
A. Media Sosial
B. UU ITE
C. Kejahatan di Media Sosial
BAB 3 Literasi Digital
A. Pengertian
B. Elemen
C. Pengembangan
D. Kerangka Literasi Digital
E. Level Kompetensi Literasi
Digital
F. Manfaat
G. Penerapan Literasi Digital
Pada Lintas Generasi
H. Kewargaan Digital
BAB 4 Ekosistem Literasi
Digital Di Nusantara
A. Keluarga
B. Sekolah
C. Masyarakat
BAB 5 Literasi Digital
Untuk Membangun Digital Mindset Warganet +62
A. Perkembangan Gerakan
Literasi Digital Di Indonesia
B.
Literasi Digital Tanpa Digital Mindset Di Indonesia
C.
Membangun Digital Mindset Warganet +62
Berikut anatomi buku :
1.
Halaman Judul
2. Halaman
Persembahan (OPSIONAL)
3. Halaman
Daftar Isi
4. Halaman
Kata Pengantar (OPSIONAL, minta kepada tokoh yang berpengaruh)
5. Halaman
Prakatuh
6. Halaman
Ucapan Terima Kasih (OPSIONAL)
7. Bagian
/Bab
8. Halaman
Lampiran (OPSIONAL)
9. Halaman
Glosarium
10. Halaman
Daftar Pustaka
11. Halaman Indeks
12.
Halaman Tentang Penulis
Dalam kegiatan menulis
tetntu ada hambatan-hambatan yang selalu dihadapi. Hambatan tersebut di
antaranya adalah:
1. Hambatan waktu
2. Hambatan kreativitas
3. Hambatan teknis
4. Hambatan tujuan
5. Hambatan psikologis
Cara mengatasi hambatan
tersebut menurut Narasumber adalah:
1. Banyak
membaca
2. Mencari
inspirasi di lingkungan sekitar, orang sekitar atau terkait dengan
narasumber.
3. Disiplin menulis setiap hari.
4. Pergi ke pasar dan memasak. Ini menjadi mood
booster untuk menulis lagi
(kebetulan
beliau hobi memasak)
Agar buku yang ditulis
selalu berkualitas atau sesuai standar yang telah ditetapkan maka konsep buku
non fiksi sangat penting dipahami oleh setiap calon penulis buku. Agar bisa
menembus di toko-toko buku ternama. Pemaparan yang sangat menginspirasi semoga mampu
menumbuhkan tekad yang semakin kuat dalam
mewujudkan impian kami.
“Saya memiliki buku, Bapak Ibu juga
memiliki buku, NAMUN buku tersebut MASIH belum lahir”. Quotes dari Ibu Iin
Madiun, 18 Agustus 2021
Cahyati
Tidak ada komentar:
Posting Komentar