Kamis, 26 Agustus 2021

Dari mana ide menulis datang

 

Rabu, 25 Agustus 2021


Resume ke      : 20

Gelombang     : 19

Tema               : Dari mana ide menulis datang

Narasumber     : Wijaya Kusumah, M.Pd

Moderator       : Maesaroh, M.Pd

Point Buku Untuk Kenaikan Pangkat PNS urung disampaikan oleh pemateri Bapak  Imron Rosadi karena beliau mengalami kecelakaan yang menimpanya. Semoga beliau segera pulih kembali. Begitu juga  ibu moderator kami malam ini yaitu Ibu Maesaroh, yang hingga saat ini masih belajar berjalan setelah kecelakaan yang menimpanya. namun hal ini tidak menyurutkan niat kelas Belajar Menulis kami. Bapak Wijaya Kusumah, M.Pd., sang Founder Pelatihan Menulis Gelombang 1 sampai 20. Siap menggantikan

Sebelum pemaparan materi dengan tema Dari mana ide menulis datang, mari kita simak CV beliau di link berikut https://wijayalabs.com/about. Bapak Wijaya Kusumah, M.Pd. yang biasa disapa OmJay dalam memberikan materi memakai jurus yang berbeda yaitu dengan memberikan tantangan untuk menuliskan mengenai gambar yang dibagikan.

Foto om jay hadir dengan Wajah ramah dengan senyum tulus yang menyejukkan hati. Peci putih yang selalu menjadi mahkota membuat aura suci bersih, sebersih niatnya dalam membimbing bapak ibu peserta kelas belajar menulis. Pancaran semangat masih tampak jelas di raut wajah bening nya yang menggambarkan sebagai seorang motivator literasi yang luar biasa dan banyak membawa perubahan bagi setiap orang yang ingin mengalami perubahan dalam hidupnya. Seorang Blogger Indonesia, yang telah membuka kelas menulis sampai Angkatan  20.  Merupakan  prestasi yang luar biasa. Dari beliau lahir para penulis yang sangat ekspert di bidangnya.

Untuk menghadirkan ide menulis. Om Jay memberikan tantangan ke dua yaitun dengan tanyangan sebuah video. Dari Video tersebut memberikan gambaran  Belajar diwaktu kecil bagai melukis di atas batu, belajar setelah dewasa bagai melukis di atas air. Belajar itu tiada henti, dari kecil hingga dewasa. Di setiap masa tersebut mengalami kesulitannya masing - masing. Sehingga tidak ada alasan untuk tidak belajar, karena tanpa belajar kita tidak akan pernah mampu menyelesaikan setiap masalah yang menghadang. Pantang menyerah dan ulet dalam belajar dan mengajar. 

Ide menulis tidak hanya dari video namun juga dari audio. Dari apa yang kita dengar dapat kita tuliskan menjadi sesuatu yang penuh arti. 

Sebagai closing statement ada pesan bahwa Kita adalah bangsa yang besar dengan bhineka tunggal Ika yang harus dijaga. Banyak kegiatan bisa dituliskan dan banyak inspirasi bisa dibagikan. Seperti video sahabat saya ini. Semenit yang begitu menginspirasi.

            Menulislah dari hatimu, maka engkau akan bertemu pembaca setiamu  by Om Jay. Salam sehat buat om Jay salam sehat juga buat Ibu Mae

 

.

Madiun, 25 Agustus 2021

Cahyati

Senin, 23 Agustus 2021

Teknik Promosi Buku

 

Senin, 23 Agustus 2021


Pertemuan       : 19

Gelombang     : 19

Tema               : Teknik Promosi Buku

Narasumber    : Akbar Zainudin

Moderator       : Bu Kanjeng

 

”Saat saat seperti ini munculkan impian anda. Saat itu anda mendapatkan mahkotanya dan ada buku solo karya anda sendiri”. Begitu cara om Jay untuk memotivasi peserta kelas Belajar Menulis. Bersama Bu Kanjeng yang seiring sejalan senada seirama dalam mengingatkan “saat saat kritis ini, memberikan sinyal bahwa ada sebagian peserta mulai berguguran. Hukum alam berlaku , yang tidak memanfaatkan potensi dirinya dan kesempatan yang ada akan tergerak arus dan cukup menjadi penonton saja”.  Dikuatkan om Jay bahwa  “Menaklukan ribuan orang belum tentu disebut sebagai pemenang. Tapi mampu mengalahkan diri sendiri itulah yang disebut penakluk gemilang”.

STRATEGI PEMASARAN BUKU 

Strategi pemasaran buku bisa menggunakan konsep 4P, Product (Strategi Produk), Price (Strategi Harga), Place of Distribution (Distribusi), dan Promotion (Promosi). Sebelum menulis kita menentukan target audiens atau pembaca kita siapa. Karena strategi untuk anak-anak tentu saja berbeda dengan strategi untuk remaja, demikian juga untuk orang tua. 

Konsep 4P :

1.     PRODUCT

Ini sebenarnya lebih banyak menjadi tanggung jawab penerbit. Kita sebagai penulis lebih banyak memberikan masukan kepada penerbit siapa target pembaca kita dana pa kebutuhan mereka terhadap buku kita. Dengan demikian, konsep buku yang akan diterbitkan nanti menyesuaikan dengan kebutuhan dari target audiens. 

2.     PRICE

Menentukan harga buku juga biasanya menjadi tanggung jawab penerbit. Pada dasarnya penentuan harga buku, ada dua strategi. Pertama, adalah harga buku secara umum. Dan Kedua adalah buku dijual dengan harga premium (lebih mahal dibandingkan buku biasa). Harga buku bisa dijual lebih mahal jika mempunyai nilai tambah dibandingkan dengan buku-buku yang lain. Misalnya hard cover, ditambah bonus-bonus (voucher seminar, workshop, dan lain-lain) 

3.     PLACE OF DISTRIBUTION

Distribusi secara umum dibagi menjadi dua: distribusi tradisional dan distribusi non tradisional. Distribusi tradisional adalah melalui toko-toko buku, baik toko-toko buku jaringan nasional maupun toko buku lokal. Sedangkan distribusi non tradisional, di antaranya adalah: 1. Melalui MLM (Multilevel Marketing) 2. Melalui Penjualan Langsung 3. Melalui Marketplace/e-Commerce (Lazada, Bukalapak, Tokopedia, Shopee, dll). 

4.     PROMOTION 

Program promosi bisa dilakukan oleh penerbit maupun penulis. Adapun  program promosi yang bisa dilakukan meliputi :

1.     Launching buku. Adalah program untuk meluncurkan buku baru. Bisa di aula, masjid, lembaga pendidikan, hotel, di mana saja. Yang mengadakan bisa penerbit maupun penulis. Yang membiayai launching buku siapa? Bisa penerbit, bisa penulis. 

Kita perlu meyakinkan penerbit kalau buku kita akan laku, karena itulah mereka perlu menyelenggarakan program launching buku. Kalau di Gramedia, di toko-toko buku mereka ada tempat untuk launching buku. Kita bisa memanfaatkan tempat ini. Jadi kita promosikan acaranya, tempatnya di toko buku Gramedia. 

2.   Bedah Buku. Bedah buku adalah acara diskusi untuk membedah isi buku kita. Bedah buku ini bisa secara online maupun offline. Offline artinya kita menyelenggarakan bisa bekerjasama dengan berbagai lembaga. Lembaga pendidikan, perpustakaan, majlis taklim, masjid, dan sebagainya. 

Pokoknya, di semua tempat dan situasi yang memungkinkan, kita tawarkan bedah buku. Berapapun yang hadir, kita selenggarakan terus menerus. Apalagi sekarang ini eranya digital. Bukan berapa orang yang hadir yang penting, tetapi direkam lalu diupload di Medsos acara kita. InsyaAllah akan semakin membuat orang mengenal kita. 

Yang lebih mudah sekarang ini adalah bedah buku secara online. Kita undang orang-orang untuk ikut acara bedah buku bersama kita. Bisa di FB, IG, WA Grup, Zoom, dan sebagainya. 

3.  Melakukan seminar ataupun workshop sesuai dengan tema buku kita. Kalau saya bukunya motivasi dan menulis. Maka saya secara berkala menyelenggarakan seminar dan diklat terkait motivasi dan menulis. Seminar atau workshop ini, pertama-tama bolehlah dilakukan gratis. Karena target kita adalah mengenalkan buku kepada para peserta. 

Lakukan secara kontinyu, misalnya sebulan sekali. Kalau misalnya bisa offline, laksanakan di sekolah misalnya. Kalau tidak bisa offline, lakukan secara online. Bisa via WA, Zoom, FB, IG, dan sebagainya. 

4.  Membangun komunitas. Komunitas yang kita bangun adalah komunitas yang kita sesuaikan dengan tema buku kita. Kalau buku kita temanya motivasi, maka kita tuliskan buku-buku tentang motivasi. Buku tentang guru, maka bangun komunitas guru. Buku tentang menulis, bangun komunitas menulis. Buku tentang Ice Breaking, bangun komunitas Ice Breaking. Buku tentang bahasa, bangun komunitas bahasa. 

Komunitas membuat kita lebih dekat dengan pembaca sehingga memudahkan kita untuk menawarkan mereka dalam membeli buku. Membangun banyak komunitas, ada komunitas guru, menulis, santri, remaja, bisnis, dan sebagainya. Semua komunitas itu ada bukunya. Saya share materi-materi yang ada di buku secara berkala, biasanya seminggu sekali, sehingga anggota komunitasi ini mendapatkan manfaat. Biasanya saya bentuk di WA Grup. Sesekali seminar melalui Zoom. 

5.     Membangun jaringan reseller. Reseller adalah orang-orang yang mau menjualkan buku kita dan mendapatkan buku dari hasil yang terjual. Kita berikan 20-30 persen komisi dari harga jual. Misalnya harga jual buku kita Rp 100.000, kita kasih 20-30%, kita berikan materi-materi yang terkait buku kita, sehingga lebih mudah bagi mereka untuk menjual. Dewa Eka Prayoga, berhasil menjual 10.000 buku hanya dalam waktu 2 minggu melalui reseller ini. Tentu resellernya saja puluhan ribu, berbagai produk. Kalau kita sudah punya jaringan reseller, akan memudahkan kita menjual buku. 

6.    Jualan di marketplace. Buka toko di marketplace (Lazada, Shopee, Bukalapak, Tokopedia, dan sebagainya). Membuka toko di marketplace akan meluaskan promosi dan distribusi kita. Yang penting keberadaan kita dan buku kita ada. Itulah pentingnya ada di marketplace. Jadi kalau ada orang mencari judul buku kita, bisa ditemukan. 

7.  Memanfaatkan media sosial (Medsos) untuk promosi buku. Manfaatkan sebaik-baiknya followers dan subscriber dengan memberikan informasi tentang buku. Setiap hari, kita buat status terkait tema buku yang kita tulis, sehingga orang semakin paham dengan buku yang kita tulis. Dan jangan setiap hari isinya jualan.

Lebih banyak sharing-sharing, baru selling. Lebih banyak memberikan pengetahuan kepada para pembaca sehingga mereka merasa ada manfaat menjadi followers kita. Sharing-sharing apa saja, kalau perlu sesuai dengan kebutuhan mereka. Sehingga setiap hari, semakin lama akan semakin ada ikatan dengan pembaca.

Kalau sudah lakukan, akan memudahkan kita dalam proses memengaruhi pikiran orang dalam membeli buku. Jadi, pada dasarnya kita ini memengaruhi orang agar mereka mau menjadikan buku sebagai kebutuhan utama. 

Membaca akan banyak membuka wawasan, pengetahuan, dan pilihan dalam mengambil keputusan. Dengan bersama-sama membangun kebutuhan akan membaca, maka akan memudahkan kita dalam proses menjual buku. 

Sebelum undur diri Pak Akbar menegaskan beliau telah melakukan  7 strategi mulai dari Launching buku  hingga memasarkannya dengan memanfaatkan media sosial (Medsos) untuk promosi bukunya. Semangat sukses dengan strategi pemasaran 4P dan 7 program promosi.

Terimakasih Pak Akbar, om Jay, dan Bu Kanjeng. Semoga ilmunya bermanfaat.

 

Madiun, 23 Agustus 2021

Cahyati

 

Jumat, 20 Agustus 2021

Langkah Menyusun Buku sacara Otomatis

 

Jum’at, 20 Agustus 2021


Resume ke      : 18

Gelombang     : 19

Tema               : Langkah Menyusun Buku Secara Otomatis

Narasumber     : Yulius Roma Patandean, S.Pd

Moderator       :  Sri sugiarti M.Pd

Bu Sri sugiarti yang kerap dipanggil dengan ibu kanjeng kembali memimpin kuliah belajar menulis yang dibuka  dengan salam  dan diawali dengan do’a untuk memohon agar waktu  tenaga dan pikiran yang kita curahkan malam ini bermanfaat dan full barokah. Tidak menunggu lama bu Kanjeng mempersilahkan Bang Roma selaku nara sumber untuk mengupas tentang  Langkah Menyusun Buku Secara Otomatis.

Dalam mengawali kelas menulis ini Bang Roma memulai dengan ucapan motivasi” Semangat menulis !!!”. Bang Roma yang nama aslinya Yulius Roma Patandean, S.Pd. lahir di Salubarani, Gandangbatu Sillanan, Kabupaten Tana Toraja, 6 Juli 1984. Sebagai sarjana Bahasa inggris ini Tahun 2007-2015 mengajar di SMAN 9 Tana Toraja. Tahun 2009 menjadi guru PNS dan mengajar di SMAN 3 Tana Toraja hingga tahun 2015. Tahun 2015-sekarang sebagai guru Bahasa Inggris di SMAN 5 Tana Toraja. Ia pernah menjadi pengajar tidak tetap di Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Indonesia Toraja, Tutor Universitas Terbuka dan Fasilitator Belajar Yayasan Trampil Indonesia. Prestasi yang pernah diraihnya adalah Pemenang Ketiga Lomba Kreatifitas Guru Tingkat SMA pada Porseni PGRI Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2017 Meraih dua medali emas dan tiga medali perunggu Gurulympics PGRI tahun 2020. Guru Berprestasi jenjang SMA Provinsi Sulawesi Selatan tahun 2021. Dan telah menghasilkan banyak karya tulisan buku solo antologi puisi dan buku antologi.

Trik Bang Roma yang digunakan supaya bisa cepat selesai dalam mewujudkan 1 buku yang menjadi tantangan adalah

1.     Focus

2.     Maksimalkan kemampuan yang dimiliki, pantang mundur jika naskah tidak terbit,

3.     Menulis naskah sebanyak-banyaknya. Judul dan sub judul dirancang belakangan, Urutan BAB dan sub judul baru disesuaikan ketikan melakukan proses pengeditan agar pikiran tidak terbatasi

4.     membiasakan koleksi foto lewat kamera handphone. Karena merupakan salah satu master informasi

Berkaitan Menyusun Buku Secara Sistematis Bang Roma menitip pesan sebelum menyusun naskahnya untuk diterbitkan :

1.     Yakinlah dengan kualitas naskah buku yang telah disiapkan

2.     Bagaimana pun sederhananya naskah tulisan kita, ia akan memiliki tempat tersendiri di hati pembacanya

3.     Hindari rasa minder, bahwa naskahnya tidak baik. Pegang prinsip, naskah buku yang ada sangat baik untuk diterbitkan

Merapikan tulisan :

Langkah langkah penyusunan naskah sistematis :

1.     Cara membuat judul, Bab dan sub Judul tulisan pada buku secara otomatis.

https://youtu.be/jXPrr59aWJSc

2.     Cara membuat Daftar Isi, Kutipan, Indeks dan Daftar Pustaka otomatis

https://youtu.be/eePQwyHAcjw

3.     Cara membuat Indeks pada tulisan berbentuk Buku

https://youtu.be/mS8bfNZ-rA

4.     Kita juga menerapkan  CLBK yang artinya Coba Lakukan Biasakan dan Konsisten.

 

Dalam memulai sesuatu  tidak mudah. Sama halnya dalam mengumpulkan percikan-percikan naskah buku, demikian pula dalam mengedit dan menyatukan percikan naskah kita.

Biarkan saja percikannya menyebar sana-sini di laptop, ketika dinikmati penyusunannya akan menghasilkan karya yang luar biasa.

 

Termakasih om Jay,Bu Kanjeng, Bang Roma. Semoga ilmunya bermanfaat dan segera mempersiapkan naskah buku

 

Madiun, 20 Agustus 2021

Cahyati

 

Rabu, 18 Agustus 2021

KONSEP BUKU NON FIKSI

 

Rabu, 18 Agustus 2021




Resume ke      : 17

Gelombang     : 19

Tema               : Konsep Buku Non Fiksi

Narasumber     : Musiin, M.Pd.

Moderator       : Mr. Bams

“ Semangat Agustus terus membara, walau masih didera pandemi. Pandemi tak menyurutkan kita untuk terus belajar dan belajar” Penuturan antusias om Bams yang mampu menguatkan semangat untuk terus belajar”. Dikuatkan lagi dengan ajakan berdo’a untuk mengawali kuliah belajar menulis malam ini. Memberikan senyuman terbaik untuk seisi rumah, agar semangat tetap  menggelora dalam diri serta orang-orang terkasih di sekeliling kita. Agar semakin rilek, tidak ketinggalan, secangkir minuman hangat dan cemilan kita siapkan juga.

Malam ini Mr Bams duet bersama narasumber hebat kita Ibu Iin untuk mengupas tentang Konsep Buku Non Fiksi. Diawal pertemuan ini Ibu Iin yang alumni kelas menulis Om Jay gelombang 8 mendapat kesempatan sekaligus tantangan menulis yang diberikan Prof. Eko. Beliau  bersembilan telah berhasil menaklukakan tantangan menulis Prof Eko dan buku mereka telah berhasil dipajang di toko buku Gramedia secara online maupun offline. Buku karya Ibu Iin berjudul Literasi Digital Nusantara, Meningkatkan Daya Saing Generasi. Dengan mengalahkan ketakutan dari dirinya sendiri yang bisa merendahkan potensi untuk menulis dan meyakinkan kita mampu menjadi pemenenang dengan menerbitkan tidak hanya 1 buku namun puluhan buku. Dengan pengalaman yang telah diperoleh selama menjadi peserta kelas menulis beliau mampu memberikan semangat kepada peserta belajar menulis PGRI.  

Ketakutan  yang  dirasakan oleh Ibu Iin ketika menulis buku meliputi :

1.   Takut tidak ada yang membaca.

2.     Takut salah dalam menyampaikan pendapat melalui tulisan.

3.     Merasa kary orang lain lebih bagus. 

Ketakutan yang sering membuatnya duduk berjam-jam di depan laptop dan tidak menulis apapun bisa berakhir setelah singgah di Kelas menulis Om Jay dan bertemu dengan banyak penulis pemula dan pemateri hebat, salah satunya adalah Prof Eko. Dan cahaya untuk berkarya berasal dari dirinya sendiri. Rasa minder untuk menulis, menjadi berani untuk menulis. Kegiatan menulis menjadi sangat menyenangkan. Dicontohkan kegiatan menulis resume dikelas Om Jay jangan dijadikan sebuah mimpi buruk. Menulis bisa bersumber dari hobi, kegemaran, kesukaan, cerita,  atau sesuatu yang dikuasai dan dicintai. Pengetahuan, pengalaman dan keterampilan yang dimiliki adalah bentuk buku yang ada di dalam diri kita yang belum dikeluarkan. Itulah pemantik semngat untuk kita

Sebagai calon penulis, kita perlu mengetahui pola penulisan sebuah karya tulis. Buku non fiksi mempunyai pola aturan yang sudah ditetapkan secara umum.  Kerangka menulis karya tulis baik  buku fiksi maupun non fiksi mempunyai perbedaan. Karya ilmiah juga mempunyai struktur tersendiri, ada persamaan dan juga ada perbedaan masing masing

Mengapa seseorang menulis buku ? diantara terdapat berbagai alasan yang meliputi alasan untuk mewariskan ilmu lewat buku, Ingin mempunyai buku karya sendiri yang bisa terpajang di toko buku online  maupun off line dan untuk mengembangkan profesi sebagai seorang guru.

Terdapat berbagai pola dalam penulisan buku non fiksi, diantara yaitu :

1.     Pola Hierarkis

Dalam pola hierarkis buku disusun berdasarkan tahapan dari mudah ke sulit atau dari sederhana ke rumit). Contoh: Buku Pelajaran

2.     Pola Prosedural

Dalam pola ini buku disusun berdasarkan urutan proses. Contoh: Buku Panduan

3.     Pola Klaster

Buku disusun secara poin per poin atau butir per butir. Pola ini diterapkan  pada buku-buku kumpulan tulisan atau kumpulan bab yang dalam hal ini antarbab setara

Langkah-langkah dalam proses penulisan buku, terdiri dari :

1.     Pratulis

Dalam langkah pratulis, kita menentukan :
a. Tema.Tema diperuntukkan hanya satu buku saja. Tema dari buku nonfiksi adalah  parenting, Pendidikan, motivasi, dan sebagainya.
b. Ide. de ini dapat ditemukan diberbagai hal, contohnya: Pengalaman pribadi,   pengalaman orang lain, berita di media massa, status, facebook, twitter, Whatsapp/Instagram, Imajinasi, mengamati lingkungan, perenungan, membaca buku.
c. Merencanakan jenis tulisan
d. Mengumpulkan bahan tulisan.

e. Bertukar pikiran

f.  Menyusun daftar

g. Meriset

h. Membuat Mind Mapping

i.  Menyusun kerangka

2.   Menulis Draf, dengan cara :

                        a. Menuangkan konsep tulisan ke tulisan dengan prinsip bebas

b. Tidak mementingkan kesempurnaan, tetapi lebih pada bagaimana    

     ide dituliskan

3.   Merevisi Draf. Hal-hal yang perlu dilakukan dalam merevisi draf adalah:

a. Merevisi sistematika/struktur tulisan dan penyajian

b. Memeriksa gambaran besar dari naskah.

4.   Menyunting Naskah. Penyuntingan naskah harus berdasarkan KBBI dan

      PUEBI. KBBI online sangat membantu dalam penyuntingan naskah. Hal   

      yang perlu disunting, yaitu: 

a. Ejaan
b. Tata Bahasa
c. Diksi
d. Data dan fakta

e. Legalitas dan norma                                  

5.   Menerbitkan. Naskah yang sudah disunting selanjutnya diajukan ke

      penerbit untuk diterbitkan.

Contoh kerangka buku yang ditulis oleh Ibu Iin dalam bukunya Literasi Digital Nusantara, yaitu:

BAB 1 Penggunaan Internet Di Indonesia
            A. Pembagian Generasi Pengguna Internet
            B. Karakteristik Generasi Dalam Berinternet
BAB 2 Media Sosial
            A. Media Sosial

B. UU ITE
            C. Kejahatan di Media Sosial
BAB 3 Literasi Digital
            A. Pengertian
            B. Elemen
            C. Pengembangan
            D. Kerangka Literasi Digital
            E. Level Kompetensi Literasi Digital
            F. Manfaat
            G. Penerapan Literasi Digital Pada Lintas Generasi

            H. Kewargaan Digital

BAB 4 Ekosistem Literasi Digital Di Nusantara
            A. Keluarga
            B. Sekolah
            C. Masyarakat

BAB 5 Literasi Digital Untuk Membangun Digital Mindset Warganet +62
            A. Perkembangan Gerakan Literasi Digital Di Indonesia

B. Literasi Digital Tanpa Digital Mindset Di Indonesia

C. Membangun Digital Mindset Warganet +62

Berikut anatomi buku :

1.     Halaman Judul

2.     Halaman Persembahan (OPSIONAL)

3.     Halaman Daftar Isi

4.     Halaman Kata Pengantar (OPSIONAL, minta kepada tokoh yang berpengaruh)

5.     Halaman Prakatuh

6.     Halaman Ucapan Terima Kasih (OPSIONAL)

7.     Bagian /Bab

8.     Halaman Lampiran (OPSIONAL)

9.     Halaman Glosarium

10.  Halaman Daftar Pustaka

11.   Halaman Indeks

12.  Halaman Tentang Penulis

Dalam kegiatan menulis tetntu ada hambatan-hambatan yang selalu dihadapi. Hambatan tersebut di antaranya adalah:

1. Hambatan waktu
2. Hambatan kreativitas
3. Hambatan teknis
4. Hambatan tujuan

5. Hambatan psikologis

Cara mengatasi hambatan tersebut menurut Narasumber adalah:

1.     Banyak membaca

2.     Mencari inspirasi di lingkungan sekitar, orang sekitar atau terkait dengan   

narasumber.

 3.   Disiplin menulis setiap hari.

 4.   Pergi ke pasar dan memasak. Ini menjadi mood booster untuk menulis lagi

       (kebetulan beliau hobi memasak)

Agar buku yang ditulis selalu berkualitas atau sesuai standar yang telah ditetapkan maka konsep buku non fiksi sangat penting dipahami oleh setiap calon penulis buku. Agar bisa menembus di toko-toko buku ternama. Pemaparan yang sangat menginspirasi semoga mampu menumbuhkan tekad yang  semakin kuat dalam mewujudkan impian kami.

“Saya memiliki buku, Bapak Ibu juga memiliki buku, NAMUN buku tersebut MASIH belum lahir”. Quotes dari Ibu Iin

Madiun, 18 Agustus 2021

Cahyati

Selasa, 17 Agustus 2021

KEUNIKAN PERINGATAN HUT KE-76 RI DI MASA PANDEMI


 



Momen perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan  merupakan waktu yang tepat untuk mengajarkan arti kemerdekaan ke generasi penerus dan mengenang betapa berat perjuangan para pahlawan dalam merebut kemerdekaan. Makna kemerdekaan bukan hanya untuk meningkatkan rasa cinta Tanah Air. namun  juga dapat  membentuk jiwa nasionalisme dalam mencintai bangsanya.

Untuk lebih mengutamakan kesehatan dan keselamatan masyarakat karena pandemi Covid-19 yang masih melanda, momen memeriahkan HUT Kemerdekaan dilakukan tidak seperti biasanya. Tak ada lomba bola volley antar RT, lomba panjat pinang, lomba balap karung dan karnaval yang menggunakan busana tradisional dari berbagai daerah, lomba tarik tambang dan masih banyak lomba lomba lucu dan kreatif  lainnya . kerinduan eforia di bulan agustus ini memaksa  perangkat  digital menjadi palihan tepat untuk mewujudkannya. Hal ini tampak dari peringatan Hari kemerdekaan yang digelar di berbagai tempat yang  dikemas dalam bentuk virtual.

 

HUT kemerdekaan kali ini siapapun  bisa melakukannya tanpa harus menyediakan hamparan lapangan  luas yang tertata rapi, ada podium ada loud speaker dan tiang bendera serta  deretan tempat duduk untuk para pejabat. Dimanapun tempatnya sah sah saja untuk melakukannya. Seperti yang dilakukan para pe gowes, mereka juga   memeriahkan peringatan hari kemerdekaan tanggal 17 Agustus  disaat perjalanan touringnya. Sesampai destinasi yang dituju mereka berhenti sejenak  menyanyikan lagu kebangsaan  Indonesia Raya seraya  menghormat pada bendera merah putih yang terpancang didepannya dengan khidmat. Sungguh mengharukan !!


Ditempat lain sebagian ASN juga mengikuti jalannya upacara dengan mengenakan  pakaian korpri dengan ambil sikap sempurna, berdiri tegak pada Upacara Peringatan Detik-Detik Proklamasi Hari Ulang Tahun ke-76 Republik Indonesia, saat lagu Indonesia Raya berkumandang di depan televisinya masing masing di rumah. Moment yang unik dari berbagai kalangan ini sangat mengharukan,  membuat hati tersentuh betapa bangsa ini rindu menjalani  hidup normal kembali  seperti sebelum  covid 19 mendera dunia.


Masih banyak moment peringatan HUT ke-76 yang dikemas  secara virtual. Misalnya dengan cara membagikan  kalimat-kalimat penyemangat patriotisme  di grup WhatsApp keluarga dan kerabat, atau bahkan di akun media sosial, membuat twibonize, lomba baca puisi dan membuat artikel, membuat cerpen yang  bertema Hari kemerdekaan. Konten konten kreatif dan menarik  juga bertebaran di media sosial. Semangat dalam memperingati HUT ke-76 ini, semoga menjadi pemantik bangsa Indonesia untuk  bergerak terus menuju Indonesia Tangguh, Indonesia tumbuh.

Madiun, 17 Agustus 2021

Cahyati

 


Featured Post

REFLEKSI HOBBY PUTRA PUTRI KELAS XII TKJB